Friday 29 June 2012

Happy Sunday

Bagi kami umat Katholik, kegiatan sekali seminggu menghadap Tuhan di gereja menjadi suatu kewajiban sebagaimana tercantum dalam lima perintah gereja. Tapi itukah yang menjadi dasar kami pergi gereja? Kalau memang anda menemui salah satu umat dengan tujuan hanya untuk memenuhi egonya untuk tidak ingin melanggar peraturan gereja, anda mungkin dapat memberikan tulisan ini untuknya. Sejujurnya, di tanggal sebenarnya tulisan ini seharusnya dibuat yakni 24 Juni 2012, aku sendiri pun tidak hadir di gereja menghadap Tuhan. Bukan karena pemahaman dangkal seperti yang kusebutkan di atas, tapi karena aku sudah janji dengan Nana untuk ke Pekan Raya Jakarta. Aku telat bangun pagi untuk ke gereja. Ampuni aku Tuhan. Namun, memang Tuhan Maha Baik. Kiriman renungan Percikan Hati tanggal 24 Juni 2012 mengingatkan aku akan persiapan hati sebelum ke gereja.
Seminggu sekali kita ke Gereja untuk Ekaristi atau Ibadah. Janganlah memandangnya sebagai beban apalagi keterpaksaan. Ingatlah Tuhan telah memberi banyak berkat, napas hidup, keluarga, pasangan, orangtua, anak-anak, teman-teman, pekerjaan, kemudahan, harta milik, rezeki, kesehatan. Lalu, apakah balasan kita untuk berkat Tuhan itu?
Satu dua jam minimal per minggu kita persembahkan waktu untuk Tuhan saat kita ke gereja. Janganlah melihat siapa yang memimpin, bagus tidaknya gereja dan dekorasi, nyanyian atau kotbahnya, karena kita datang bukan untuk egoisme diri, bukan untuk kebutuhan pribadi akan keindahan kotbah, nyanyian, dan liturgi. Itu juga baik. Tetapi khusus kita datang untuk mempersembahkan diri dan waktu kita pada Tuhan.
Maka katakanlah pada Tuhan, "Ya Tuhan, aku mempersembahkan diriku, waktuku kepadaMu. Aku mau mendengarkan firmanMu. Tuntunlah aku untuk hidup sesuai dengan kehendakMu agar aku berhasil dalam pekerjaan dan usaha, juga berhasil menjadi pribadi yang baik dan berhasil dalam iman. Lindungilah keluargaku dan aku siang dan malam dari marabahaya. Kuatkanlah aku dalam setiap tantangan dan cobaan. Jadikan aku berkat bagi keluarga, gereja, dan masyarakat lewat cinta dan pelayananku untuk mereka. Amin."
Itulah doa yang dapat anda ucapkan setiap Minggu saat persiapan mengikuti Ekaristi dan Ibadah. Lalu Ekaristi dan Ibadah itu akan membawa hikmah bagi kita. Tuhan memberkati.
Renungan yang sangat baik bukan? Saat kubaca, tanpa terasa mataku berkaca-kaca. Aku menjadi lebih paham sekarang. Setelah sebelumnya aku pernah membahas hal ini dengan Neng Cit. Diskusiku dengan Neng Cit waktu itu membuka pengertiaku mengenai arti gereja sebenarnya. Sewaktu SMA aku mempelajari perbedaan kata "Gereja" dan "gereja". Gereja dengan kapital G, mengandung makna sekelompok umat beriman, berkumpul, bersekutu, memuji, dan menyembah Tuhan bersama-sama. Sedangkan gereja dengan g kecil berarti tempat bangunan untuk bersekutu. Dulu aku tidak begitu mengerti, namun setelah berdiskusi dengan Neng Cit aku jadi mengerti definisi-definisi gereja itu lebih baik. Dan renungan ini membawa pemahaman yang lebih mendalam lagi tentang Gereja. Bukan datang dengan tujuan hanya untuk sekedar berkumpul dan bersekutu bersama-sama dengan umat beriman, melainkan untuk sepenuh hati datang menyerahkan diri dan waktu hanya untuk Tuhan.

No comments:

Post a Comment