Siapa yang tidak pernah mendengar "Allah"? Mengutip dari Percikan Hati, 13 Juni 2012.
Kata Allah berasal dari bahasa Arab, yakni prpaduan dari kata "al" dan "ilah", artinya Yang Kuasa. Dalam kata "ilah" terdapat unsur "el" (dari bahasa Ibrani) yang berarti: kuat, luas, dan besar. Maka dalam Alkitab Ibrani, Yahwe (Allah) biasa disebut "El" dan "Elohim". Dalam Gereja, Allah diimani antara lain sebagai Bapa, yaitu segala sumber kehidupan, kebaikan, pelindung, dan pemelihara yang memberi rasa aman kepada kita semua, ciptaan-Nya.
Allah diartikan begitu besar, begitu luas, begitu berkuasa. Membaca renungan di atas aku jadi langsung teringat dengan salah satu kotbah Pastor di Gereja Kalvari. Beliau pernah menanyakan bahwa sebenarnya mana yang lebih tepat? Allah yang Maha Baik atau Allah yang Maha Kuasa? Mengapa beliau menanyakan hal ini? Karena menurutnya banyak orang salah mempersepsikan mengenai Allah dan segala sesuatu yang dilakukanNya. Maksudnya? Begini, di satu waktu kita, manusia, dapat merasa Allah begitu baik kepada kita saat Dia memberikan segala sesuatu yang kita minta kepadaNya. Kita menyebutNya sebagai Sang Maha Baik. Namun, seringkali kita menganggap semua kebaikan yang kita terima itu karena kuasa kita juga, usaha kita juga untuk menggapainya, jadi tidak sepenuhnya kuasa Allah. Allah hanya Sang Maha Baik.
Lalu datang lagi setelahnya, kita kehilangan semua kebaikan yang awalnya kita terima itu. Kita mulai difitnah, dibenci, dan semua kebaikan itu pada akhirnya diambil. Di saat itu masihkah kita menganggap Allah Maha Baik? Biasanya hal itu sulit sekali untuk diakui. Di momen seperti itu kita lebih banyak mengakui Allah Maha Kuasa, semua yang terjadi ini seturut dengan kehendakNya, dan tidak ada yang dapat menghentikan apa yang sudah ditetapkanNya. Menurut hemat saya, sebelum kita menilai apa yang terjadi, sebaiknya kita bertanya, apakah benar itu semua Allah yang menghendaki, Allah yang membuatnya? Bacalah kembali kutipan di atas. Allah adalah sumber segala kehidupan, kebaikan, pelindung, dan pemelihara. Untukku mustahil, segala kejahatan itu datang dari Allah.
Jadi mana yang benar? Allah Maha Baik atau Allah Maha Kuasa? Semuanya benar. Seperti arti dari kata "Allah" itu sendiri, Allah adalah kuat, besar, luas yang berkuasa. Dalam kondisi apapun, suka atau duka, hal ini tidak akan berubah. Jika Allah memang begitu sempurna dan segala sesuatu yang baik datang dari kuasaNya, mengapa Dia tetap meletakkan duka dalam dunia? Dalam hidup manusia? Bukankah Allah sangat berkuasa hingga dapat menghancurkan itu semua? Itu benar, sangat benar, Allah dapat membinasakan duka kapanpun Dia mau. Tapi, jika itu Dia lakukan manusia akan belajar dari apa? Dari awal mula kita diciptakan, kita manusia sudah diberikan hak untuk memilih, tetap hidup dengan peraturan Allah atau pada akhirnya kita tergoda oleh ular? Hawa lalu Adam memilih untuk tergoda ular lalu terjun dalam dosa.
Tidak ada bedanya dengan sekarang. Allah tetap menghargai kita, tetap setia menanti kita, meskipun kita memilih untuk terjun dalam duka. Allah menyediakan yang baik tapi manusia yang selalu merasa tidak puas, tidak bersyukur, sering terkecoh dengan baik yang palsu. Ingatlah, Allah tidak pernah memberikan segala hal yang buruk untuk mencobai umatNya. Allah Maha Tahu bukan? Dia tahu hal yang terbaik bagi hidup kita. Dia yang merancang, Dia yang memberikan hasil yang terbaik pada waktu yang tepat. Dia sedang bersabar menunggu anak-anakNya yang hilang, yang tersesat dalam dosa, apapun jenisnya. Mencari sosok yang menerima segala kekurangan, segala kesalahanmu di masa lalu, namun tetap memberikan cinta berlimpah tiada batas? Datanglah pada Allah, kenalilah Dia, bersahabatlah denganNya, maka hanya ada damai dan ketenangan dan sukacita sejati dalam hidupmu, dalam kondisi apapun.